Selasa, 26 April 2016

Review Game PC Dragon Age Origins

Review Dragon Age Origins


"The Best Western RPG I Ever Play"
RPG atau Role Playing Game adalah salah satu genre yang paling disukai dan banyak pemainnya. Dalam RPG sendiri terdapat berbagai genre yang lain. Namun secara umum dapat dibagi menjadi Japan-RPG dan Western-RPG.



Saya tidak akan membahas tentang western ataupun japan RPG. Kali ini saya akan membahas tentang Review Game Dragon Age Origins yang termasuk golongan Western-RPG. Tidak banyak western-RPG yang pernah saya mainkan, begitupun dengan yang pernah saya tamatkan. Mungkin karna style, story, dan battle system yang tidak terlalu cocok. Namun berbeda halnya dengan Dragon Age Origins. Ini adalah game Western-RPG pertama yang saya tamatkan dan membuatku terasa girang akan seperti apa seri Dragon Age selanjutnya, dan seperti apa Western-RPG generasi mendatang. Well, meski akhrinya harus kecewa.



Dragon Age Origins secara tak langsung adalah serial selanjutnya dari Dungeon & Dragons dan Neverwinter Nights karena memiliki banyak kesamaan. Saat pertama kali memulai Dragon Age saya langsung familiar karena sangat mirip dengan Neverwinter Nights, hanya saja Dragon Age lebih simpel. Dimulai dari pembuatak karakter yang bagus dan tidak menyusahkan. Dalam Neverwinter saya bisa menghabiskan hampir 1 jam hanya untuk membuat karakter yang sesuai dan cocok dengan saya, ini dikarenakan sistem dalam Neverwinter yang terlalu banyak, dalam dan rumit. Class yang ada pun ada banyak, begitupun skill, ability, background character, dll.



Dalam Dragon Age sistem ini dikemasi lebih friendly dengan membatasi 3 ras, masing-masing ras memiliki 3 class dan beberapa pilihan background story yang menentukan bagaimana karakter memulai permainan. Pertama kali saya membuat karakter Human-fighter-commoner dan cerita dimulai dari karakter seseorang yang tinggal disebuah desa namun datang darkspawn (musuh yang mirip orc dan goblin dalam Lord of The Ring) dan datang Grey Warden (pasukan khusus yang dibuat untuk melenyapkan Darkspawn), lalu Grey Warden menawarinya untuk ikut bergabung. Karakter kedua saya adalah Elf-rogue-castle. Player memulai permainan dikerajaan dimana Elf merupakan penduduk yang didiskriminasi dikerajaan. Karakter Ketiga saya Human-Magician. Memulai permainan dalan tower yang akan didatangi karakter yang pertama saya buat setelah setengah permainan sebelum ending. Tidak lama setelah magician saya menyelesaikan beberapa misi, langsung muncul kekonflik serius.



Story dalam Game Dragon Age ini tidak linier. Bisa dibilang bisa ada story atau tidaknya terserah player. Segala sesuatu dalam Game ini akan berpengaruh ke progress selanjutnya. Misalkan dengan membiarkan seorang Assassin ikut dalam party akan membuat hubungan dengan anggota yang lain berkurang. Atau mengampuni orang yang telah membunuh Pemimpin Grey Warden akan membuat sahabat setiamu pergi, dsb. Dalam Game ini terdapat Relationship System. Dimana player dapat mempererat hubungan dengan anggota party yang lain. Sedikit spoiler, apabila hubunganya sudah tinggi bisa Wooohooo dengan anggota party tersebut. Untuk Morgan tidak perlu didekati karena pada akhirnya dia tetap akan Wooohooo dengan player sebelum Final Battle. Sebagai tambahan, anda bisa Wooohooo dengan sesama jenis.


Gameplay mengusung Tactical Real Time RPG yang bisa dipause saat memberi order ke party. Gameplay sangat mirip dengan seri Neverwinter Night, Baldur's Gate dan Icewind Dale. Hanya saja dengan tampilan layaknya MMORPG pada umumnya dan battle yang lebih dipersimpel namun tetap menuntut player untuk berfikir. Saya memainkannya dalam Mode Normal dan merasa mulai ketengah permainan menjadi terlalu sulit karena semakin sering melihat layar Game Over, lalu saya menurunkannya menjadi Mode Easy dan bisa menikmatinya secara penuh. Mungkin saya tidak terlalu jago dengan tactical RPG seperti Dungeon & Dragons series. Saat battle player dapat mangganti dengan Third Person View yang memperlihatkan kamera dibelakang pundak karakter yang dipilih atau Bird View yang memperlihatkan dari perspektif burung alias dari atas. Saya sendiri lebih suka dengan sudut pandang orang ketiga karena alasan style yang mirip dengan MMORPG


Untuk Grafis cantik dan bagus. Yang jelas lebih bagus dibanding seri keduanya. Game dapat dimainkan dengan lancar dilaptop spek rendah. Meski pengaturan grafisnya diatur yang paling tinggi sekalipun saya belum pernah menemui lag dalam Game. Hanya saja semakin tinggi kualitas grafis semakin cepat panas pula si laptop dan semakin lama pula waktu loading. Jadi saya sarankan rendahkan kualitas grafis saat ingin berpindah area. Saat ingin ber Wooohooo dengan gadis anggota party bisa ditingkatkan kualitas grafisnya lagi.



Sound, Music da Voice sangat bagus. Suara, ambient, efek-efeknya cocok dengan suasana, terutama saat cutscene perang yang pertama dan battle terakhir dengan naga sangat greget. I Love It. Untuk music saya sangat suka, karena saya memang menyukai musik orkestra dan Dragon Age memberikan kualitas orkestra yang indah. Untuk Voice karakter sendiri sangat cocok dan brilian dengan dialog yang diberikan. Hanya saja sebelum perang terakhir yang melawan naga, saat sahabat player berkata "For Ferelden, For Grey Warden" itu terdengar kurang, seperti hambar. Namun overall Voice yang diberikan sangat memuaskan.


Kesimpulan :
Kelebihan :
1. Tactical Battle khas Dungeon & Dragon dan Neverwinter Night yang diringkas lebih simpel.
2. User Interface yang bagus dengan tampilan khas MMO.
3. Battle yang menantang.
4. Cerita yang bercabang tergantung pilihan player.
5. Relationship System yang bagus.
6. Dialog dengan cerita yang dewasa.
7. Grafis yang memuaskan.
8. Sound, Music, dan Voice yang memuaskan.
9. High Replaybility.

Kelemahan :
1. Semakin tinggi pengaturan grafis semakin cepat panas PC dan semakin lama waktu loading.
2. Terdapat beberapa Voice yang kurang dioptimalkan.
3. Beberapa event canggung dan aneh (tidak pasti kok,tergantung player).

0 komentar:

Posting Komentar