Jumat, 22 April 2016

Review PC Game Singularity

Review Singularity


"Unik, Aksi Cepat, Kreatif, Inovatif FPS Dimana Player Dapat Mengontrol Waktu"


Singularity dirilis Juni tahun 2009 untuk PlayStation 3, XBOX 360, dan PC oleh Activision dan Raven. Singularity memiliki konsep yang bagus, anggap saja kolaborasi dari Half Life dan Bioshock 2. Singularity memiliki genre Sci-fi Horror Shooter Alternative History & Parallel Reality, Wow, itu cukup panjang. Hanya dari pernyataan tersebut sudah jelas Game ini memiliki konsep yang ambisius. Singularity menggabungkan beberapa sistem dari genre lain dan menggabungkannya sehingga membuat sistem baru, ini membuat Singularity menjadi unik dan terlihat kreatif dan inovatif. Game ini merupakan Game yang menyeramkan. Paling tidak sampai pertengahan permainan. Setelah player mendapatkan alat yang dinamakan TMD (Time Manipulated Device) dan mengerti pola dari para monster Game ini tidak akan seseram sebelumnya.


Cerita.
Selam perang dunia kedua, Rusia menemukan elemen baru yang dinamakan E-99 disebuah pulai terisolasi bernama Katorga-12. Dengan E-99 Rusia akan memiliki cukup kekuatan untuk mengalahkan USA dengan bom atomnya. 2 Ilmuwan yang bertugas dalam penelitian E-99 itu memiliki ide untuk mengembangkannya, namun terjadi kesalahan dan menyebabkan gejala "Singularity" dan membuat seluruh penduduk dipulai tersebut meninggal (paling tidak itu yang orang-orang percaya). Di tahun 2010 Amerika mendapatkan gangguan sinyal elektrik yang berasal dari Katorga-12 tersebut dan mengirimkan beberapa militer kesana. Kapten Black Ops bernama Rinko dan timnya terpilih untuk dikirim ke Katorga-12 untuk menginvestigasi apa yang terjadi. Sebelum mendarat kedalam pulau, helikopter kapten terkena oleh gelombang Singularity tersebut lalu terjadi Crash, helikopter jatuh. Secara ajaib Kapten Rinko selamat dan terpisah dari timnya. Lalu sesi Tutorial dimana si kapten mencoba mencari timnya yang terpisah darinya.
Dalam perjalanan terdapat beberapa Singularity yang menceritakan beberapa backstory yang menceritakan apa yang sudah terjadi sebelum Singularity. Karena Alternatif Reality yang terjadi Rusia berhasil mengalahkan USA dengan bom atom dan memulai mendominasi dunia. Lalu tugas player untuk menyelidiki apa yang terjadi dan mencegahnya. Tanpa terlalu banyak spoiler, pada dasarnya terdapat orang jahat, player mengalahkan dan mencegah rencana jahatnya dengan kembali kemasa lalu. Terdapat 3 Ending yang berbeda dan player dapat memilihnya sesaat sebelum ending. Player dapat membunuh pihak baik dan membantu pihak jahat, atau sebaliknya, player dapat membunuh pihak jahat dan membantu pihak baik, atau membunuh keduanya dan menghilang dengan TMD menjadi petualang waktu.

Grafis.
Grafis dalam Game ini tidak bisa dibilang bagus, namun juga tidak jelek. Bisa dibilang grafis ok dan biasa saja. Animasi terlalu biasa, beberapa Glitch pasti ada namun tidak perlu dipermasalahkan. Bug yang tiba-tiba menspawn Boss tepat didepan player tanpa ada alasan apapun membuat jengkel sedikit sehingga membutuhkan Reload Game. Singularity dibuat dengan Unreal Engine 3 yang seharusnya dapat menawarkan grafis yang lebih bagus. Developer terlihat kurang memaksimalkan kemampuan yang dapat dilakukan oleh Unreal Engine 3.


Gameplay.
Gameplay Singularity sangat kreatif. Secara berkala memberikan player akses ke mekanika baru yang ada untuk membuat player tertarik memainkannya sampai tamat. Saya menamatkan Singularity sendiri dapat dalam kurun waktu 8 jam. Cukup standar saat melihat genre First Person Shooter. Player mandapatkan penuh keberbagai senjata seperti Pistol, Assault Rifle, Shotgun, dan Rocket Launcher dimana semua senjata tersebut dapat diupgrade dengan collectable item yang dapat player temukan disetiap level dalam permainan. Player dapat mengupgrade senjatanya untuk menimbulkan Damage lebih besar, memperbanyak clip yaitu jumlah ammo/ammunisi, mempercepat waktu reload. Yang perlu saya sebutkan terdapat upgrade yang super keren dinamakan The Seeker dimana saat peluru ditembakkan player dapat mengontrol arah peluru tersebut. Bayangkan saja musuh ada tepat dibelakang player, sebelum musuh berhasil melakukan backstab, player dapat menembakkan peluru kedepan lalu mengontrol arahnya lalu memutarkannya untuk mengenai musuh yang akan melakukan backstab tersebut. Sangat gila kan?
Singularity juga mengenalkan alat yang dinamakan TMD (Time Manipulated Device) dimana player dapat menggunakannya untuk mengalahkan musuh, menyelesaikan puzzle, berpindah kewaktu yang lain, atau hanya untuk bersenang-senag. Dengan TMD, player dapat memindahkan objek, merubah objek kebentuk sebelum berkarat/rusak kebentuk aslinya dan sebaliknya, merubah musuh militer menjadi monster, mendrain nyawa dari musuh (mirip skill vampir), membuat area yang memperlambat waktu (termasuk player apabila ikut masuk didalamnya). Terdapat banyak sekali variasi Gameplay yang akan membuat player tetap tertarik untuk memainkannya. Dengan TMD player akan secara konstan mengangat dan merubah kotak besi untuk menyelesaikan puzzle. Jadi biasakan bagi Game FPS yang biasanya partner AI militer sekarang menjadi kotak untuk menyelesaikan puzzle.
TMD juga dapat diupgrade dengan fragmen dari E-99 untuk memberikan perks/skill spesial, permanen stats bonus, dll. Player dapat membuat portal dengan TMD untuk menjelajah waktu. Hanya saja waktu tempat dimana portal bisa dibuka dan masa lalu/masa depan yang dikunjungi terbatas diatur oleh Game. Saya pribadi mengharapkan adanya kebebasan untuk menjelajah waktu sesuka hati. Mungkin seri selanjutnya akan diberikan sistem ini. Sistem Autosave dalam Game ini dikerjakan dengan baik mengingat kalau player akan seringkali mati. Setelah menamatkan Game ini, masih terdapat multiplayer yang bisa dimainkan. Saya sendiri tidak memainkannya dan sudah tidak ada yang memainkan multiplayernya mengingat waktu rilis Game ini. Dari yang saya tau, dalam multiplayer terdapat 2 mode yaitu Creature Vs Soldier dimana sama halnya dengan Team Deadmatch hanya saja salah satu tim menjadi monster dan tim lain menjadi prajurit, mode yang lain yaitu Extermination yaitu menguasai daerah sebanyak mungkin dan membunuh musuh yang ada, mode ini pada dasarnya mirip Teritory Battle atau Capture the Flag.


Sound, Music & Voice.
Suara mewakili atmosfer yang ada, bagus, dan cocok dengan setting yang ada. Music cocok dengan lingkungan, misal saat adegan intens music berubah keversi rock meningkatkan adrenalin, saat dalam sewer/slum yang dipenuhi monster music berubah menjadi seram khas Game Horror menambah tekanan yang ada. Voice dapat dikatakan bagus dan cocok mewakili karakter. Karakter antagonis yang diktaktor diperankan dengan angkuh dan kejam, karakter ilmuwan protagonis diperankan lemah dan cinta damai, overall voice dipresentasikan dengan bagus.

Overall Singularity adalah Game yang bagus. Game ini memiliki sistem yang bagus, kreatif dan unik. Atmosfer horror yang diberikan membuat saya sekilas mengira bahwa Game ini bergenre Survival Horror, memang terdapat elemen survival mengingat ammunisi dan Health Pack tidak akan selalu ada. Jadi player harus memanage item dan berhati-hati terhadap monster mengingat AI mereka lebih susah dibandingkan dengan musuh manusia, seperti halnya dalam Survival Horror. Saya rekomendasikan bagi seluruh First Person Shooter Fan, Survival Horror Fan, Sci-fi fan dengan berbagai plot twisted, dan bukan untuk kasual Gamer karena Game ini tidak mudah juga sekaligus tidak terlalu susah setelah mengetahui pola dari musuh.


Kesimpulan    :
Kelebihan    :
1. Unik, Kreatif, Inovatif dan Fun.
2. TMD yang keren dan serbaguna.
3. Cerita yang menarik background Sci-fi dengan berbagai plot-twisted.
4. Survival Horror Elemen.
5. Sound, Music dan Voice yang well-developt.

Kelemahan    :
1. Grafis kurang dikembangkan.
2. Tidak ada nilai Replaybility, tidak ada yang bisa dilakukan setelah Game selesai mengingat Multiplayer sudah tutup server.
3. Konsep yang bisa dikembangkan lebih dalam lagi.

0 komentar:

Posting Komentar